Minggu, 20 April 2014

Sajak Minggu Malam

Ragaku tak sedang harmonis dengan jiwaku sekarang.
Mereka berada di dimensi berbeda.
Entah apa yang membuat mereka tak akur saat ini.
Hati bisa menjawabnya, karena ia jujur, tak memihak keduanya.
Hatiku membisik, Oh ternyata itu sebabnya.
Sebuah peristiwa di tanah surga, matahari bangun lima kali, menjual gamelan untuk membeli dupa.
Penuh emosi.
Tapi semua berlalu, aku tak sengaja membawa buah kehidupan
Rasanya manis, lebih nikmat.

Selasa, 08 April 2014

Pro, Kontra, Tips, Sharing Ujian Nasional (UN)






Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera..
H-6 Ujian Nasional untuk seluruh siswa SMA/MA seluruh Indonesia. Bagaimana perasaan anda? Kali ini saya akan membahas-bahas tentang Ujian Nasional yang sebetulnya kurang penting diterapkan sebagai standart kelulusan sekolah.
Ujian Nasional sudah lama menjadi momok bagi seluruh siswa se-Indonesia kali .UN ini bagaikan monster raksasa di bayangan kita. Bagaimana tidak, misal SMA, belajar 3 Tahun yang amat melelahkan hanya ditentukan 3 Hari untuk kelulusan. Kalau begitu kenapa nggak sekolahnya cuman 1 tahun buat bahas-bahas materi UN itu doang? Intinya UN hanya akan menjadi ‘Momok’ bagi para siswa, tidak lebih.

Saya bisa berargumen begitu karena saya sudah SMA kali ya. Sharing pengalaman, Dulu waktu SD, dibayangan saya UN (tapi dulu namanya UASBN) adalah hal yang menakutkan, amat sangat bahkan. Dengan bayang-banyang itulah membuat saya tiap hari belajar, ikut les, sekolah sampai pulang jam 3, dirumah latihan soal, berdo’a kenceng banget, sholat malam terus, pokoknya tiada hari tanpa belajar ( FYI, di SD saya termasuk golongan murid rajin,pinter,alim,heheh *abaikan) Dan dengan usaha itu akhirnya bisa mengikuti UN dengan baik dan lancar, Puji syukur dapat hasil memuaskan dan mengantarkan saya masuk ke SMPN Favorit saya sejak dulu.

Pada Masa SMP beda lagi, saya menganggap UN (waktu itu namanya UAN) adalah cara pembuktian diri. Maka dari itu saya dengan keras berjuang untuk membuktikan diri kalau saya bisa. Apalagi waktu awal masuk kelas 9, saya sudah bersemangatlah ceritanya untuk belajar, sekolah-les dari pagi sampai pulang magrhib, ikut Try Out, kemana-mana bawa buku detik-detik dan kumpulan soal. Pokoknya sudah ada semangat bergelora membara di benak saya, sudah tidak menjadikan UN sebagai momok menakutkan lagi sewaktu di SD, tapi berubah menjadi cara pembuktian diri. Dan hasilnya, memuaskan! Dengan rata-rata 9, akhirnya ‘nilai’ itu membawa saya masuk dalam SMAN favorit di kota saya.

Nah sekarang, saat SMA. Entah apa gara-gara otak saya sudah banyak terkontaminasi konten-konten dan sugesti negatif, atau gara-gara otak saya lelah melahap pelajaran-pelajaran akademik dengan sistem menghafal ini selama belasan tahun? saya menganggap UN tidak penting. Sudah tidak semangat dan tidak ‘ndredeg’, passion nya enggak ada. bukan meremehkan ya, tapi jujur dalam hati saya tidak menemukan sesuatu nan bergairah yang bisa membuat saya semangat belajar UN SMA ini. Otak saya berubah, dulu pengen les, dulu pengen beli buku latihan soal, dulu pengen dapet nilai sempurna pas UN, dulu pengen belajar terus, sekarang? Wallahu ‘alam. Hanya tuhan,orang tua dan teman-teman sekelas yang tahu. Apalagi ada Ideologi  “Belajar bukan tentang menghafal rumus dan kata-kata doang, melainkan proses hidup itu sendiri” dan “Nikmatilah hidupmu, karena hidup Cuma satu kali” ditambah saya masuk kelas IPS yang sedikit banyak ke bawa aura santainya, jadinya gini. Dan saya harap, dengan keadaan seperti itu saya tetap fokus menjalankan UN dan semoga mendapat nilai yang memuaskan, tidak sempurna tidak apa-apa yang penting Memuaskan hati saya (kira-kira  50.00 sampai 51.00 lah *amin). Saya sudah tidak mau mengharap lebih karena saya sadar usaha saya, biarkan nilai yang sempurna itu berpihak pada mereka-mereka yang masih menganggap UN sangat penting dan telah rajin belajar,les, segala macem buat ngejar target sempurna di UN. Amin.

Lalu apa sajakah Sisi Positif dan Negatif UN :

Positif : 

-     UN adalah ladang usaha para Bimbel-bimbel saat ini, tanpa UN, Bimbel bakal  tidak laku.

-      UN juga ladang usaha bagi pengumpul soal-soal UN tahun-tahun lalu, yang dijilid dan dijual lagi.

-      UN sebagai cara evaluasi efektif bagi seluruh siswa-siswi se-Indonesia, karena akibat ketidakrataan pendidikan.

-     UN adalah alasan untuk kita mau tidak mau harus mau belajar, menghafal dsb.

-      UN membuat para siswa lebih ‘Greget’ lah untuk sekolah.

Negatif :

-      UN sebagai momok, yang kerjaanya bikin stres orang

-      UN sebagai sesuatu yang gak penting bagi mereka yang sudah lelah belajar

-       UN tidak cocok untuk standart kelulusan siswa

-        UN sarana korupsi


Tips :

Pokonya jangan jadikan UN sebagai beban, dan juga jangan meremehkan, Intinya jalani saja. Tetap rileks waktu ngerjakan, jangan belajar kebut semalam, belajar ringan saja. Buat ritual peningkatan standart kemampuan otak, berdo’a pada Allah dan jangan malu-malu minta bantuan malaikat Rokhib dan Atid kalau kesusahan jawab soal, yah itu sedikit mempermudah lah. 

Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang maha pengasih maha penyanyang, semoga saya dan teman-teman kelas XII seluruh Indonesia lancar mengerjakan UN dengan selamat, dan keberuntungan berpihak pada kita (saya khususnya). 

Amin

Sekian