Minggu, 09 Maret 2014

Hidup : Antara Kompetisi dan Anugerah

Arti hidup adalah tentang bagaimana dirimu menikmati hidupmu itu sendiri


Hari-hari berlalu, entah kapan akan berakhir. menemukan, mencari makna dan arti sesungguhnya hidup ini memang tak mudah. terlalu banyak tekanan, intimidasi atau sistem yang membuat manusia tak bisa "bebas" menikmati anugerahnya, malah menjadi hidup adalah sebuah kompetisi. adalah hal wajar, disamping globalisasi dan modernisasi yang membuat stratifikasi menjadi lebih terbuka, dan status menjadikan segala halnya menjadi buta. 



Ada sedikit cerita, dimana ada pidato mahasiswa lulusan terbaik, di salah satu universitas di Amerika serikat, yang membuat saya cukup tercengang membacanya dan pas banget dengan kondisi saya sebagai anak kelas 12 yang penuh tekanan.

Ini dia pidatonya :

“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.

Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.

Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya. Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik. Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi pengikut ujian yang terhebat.

Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?

Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”


Hmmm… setelah membaca pidato wisudawan terbaik tadi, apa kesan anda? Menurut saya pidatonya adalah sebuah ungkapan yang jujur, tetapi menurut saya kejujuran yang “menakutkan”. Menakutkan karena selama sekolah dia hanya mengejar nilai tinggi, tetapi dia meninggalkan kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam bidang lain, seperti hobi, ketrampilan, soft skill, dan lain-lain. Akibatnya, setelah dia lulus dia merasa gamang, merasa takut terjun ke dunia nyata, yaitu masyarakat. Bahkan yang lebih mengenaskan lagi, dia sendiri tidak tahu apa yang dia inginkan di dalam hidup ini.

Tekanan yang mengharuskan saya harus nilainya bagus di Ujian Sekolah, Ujian Nasional, nilai Matematika harus bagus, Bahasa Inggris, Ekonomi yang latar belakangnya nya pelajaran yang tidak aku suka sama sekali membuat pusing di pikiran. setelah saya membaca pidato tersebut saya jadi lebih mengerti. saya memang bodoh, nilai saya tak sebagus teman-teman saya. Namun di usia saya hampir mendekati 20 an, saya berhak memilih jalan hidup saya, jalan hidup yang tidak terpaksa. jalan hidup yang membuat saya menjadi diri saya.

Mungkin diantara anda, ada yang seperti berada dalam tekanan, terutama soal pendidikan? ingat, belajar adalah proses dimana kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. belajar bukan hanya soal menghafal rumus Matematika. belajar bukan hanya merangkum Bab-bab PKN,menghafal kurva Ekonomi, menghafal lapisan-lapisan atmosfer. dan Belajar bukan hanya mengejar nilai TERTINGGI demi mendapatkan cap ORANG PINTAR.

Belajar adalah tentang kita mampu menjalani, menikmati hidup ini. menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain, menjadi diri sendiri yang bahagia menikmati hidup. Belajar adalah proses hidup itu sendiri, alur hidup. 

Hidup ini akan terlalu singkat ketika kita terlalu memikirkan rencana-rencana ribet dan rumit yang kita susun rapi dan harapkan sempurna tentang hidup ini. Jalani saja, meskipun kenyataanya hidup tak mudah untuk dijalani.

Cari pengalaman yang banyak selama hidup, coba hal-hal yang baru. dan pada akhirnya hidup akan lebih komplit maknanya jika kita menjadi bermanfaat bagi orang banyak.

Saya memang tak sempurna,tapi saya akan berusaha menjadi diri saya sendiri