Adalah suatu kondisi dimana setiap orang menginginkanya. Tanpa
cela, sesuai pengharapan. Sempurna dalam kehidupan seolah-olah menjadi suatu
tujuan yang mutlak diinginkan setiap insan manusia, termasuk saya. Sempurna fisik,
sempurna jiwa, sempurna akhlak.. sempurna..sempurna..sempurna.
Berandai-andai, kalau semua orang hidupnya “sempurna”, terus apa yang
disempurnakan? Kalau tidak ada yang disempurnakan, ya apa arti hidup ini. Datar
dalam kesempurnaan. Tidak ada pelajaran hidup, rintangan hidup, hikmah hidup. Saya
aja membayangkanya sudah pasti rasanya hambar, sehambar sayur sop tanpa bumbu
dan sayuran. Kita telaah lagi, Allah menciptakan kehidupan ini pasti sudah
memikirkan tujuanya, tujuanya agar kita bisa belajar. Belajar dari kehidupan,
memperbaiki, dan meningkatkan kualitas iman. Nah kalau kita dikasih hidup
sempurna, terus menerus kita stagnan di titik optimum, kita tidak bisa mengintegralkanya
lagi. Terus kalau begitu kenapa Allah
memberi kita hidup? Hahaha..Wallahualam.
Setelah saya menyimpulkan dari buku-buku yang saya baca,
dari realita orang sekitar dan pengalaman. Ternyata orang sempurna itu Cuma ada
di pemikiran subjektif kita. Di dunia nyata mah kagak ada? Bener gak?
Oke,menurut hasil olahan otak saya, benar saja..orang sempurna itu cuman adanya
di pemikiran doang. Misal si A merasa hidupnya flat, merasa kurang, minder atas
kondisi fisiknya lalu melihat si B yang menurut dia sempurna dengan sudut
pandang subjektifnya dia pintar,cakep, pandai bergaul, pokoknya sempurna lah
menurut si A, otomatis si A iri dan ingin menjadi si B. Lalu padahal si B
merasa dirinya kurang juga, dia merasa hidupnya kurang bergairah, fisiknya
kurang sempurna melihat si C yang menurut si B sangat ngat ngat sempurna, dan
si B kepengen jadi si C. Lalu si C merasa dirinya juga kurang sempurna, merasa
krisis perteman lah..motivasi lah, kurang cakeplah, kurang pinterlah lalu
melihat si D yang menurutnya Suangat sempurna blablabla.......dst sampai si Z. Si
Z pun begitu, ia merasa minder dengan dirinya sendiri. Hidupnya yang tidak
sempurna lalu melihat kehidupan si A yang menurutnya sempurna dan ingin
bertukar kehidupan dengan si A. Lumayan ribet, tapi contoh tersebut memang ada
di REALITA. Saya pernah mengalami ketika
saya menilai seseorang itu sangat sempurna. tapi orang yang saya nilai sempurna
itu merasa dirinya belum sempurna dan menginginkan kehidupan orang lainya lagi
yang menurutnya sempurna. Kalau menurut anda?
Saya sadar, bahwa manusia memiliki sifat “serakah”. Menginginkan
ini itu tiada puasnya... bersyukur? Mencoba... tapi kenyataannya tidak semudah
perkataan Mario Teguh dan Guru Agama. sulit banget bersyukur, terkadang masih
iri lah..minder lah..pengen itu,gengsi,nafsu, haisshh memang ribet hidup ini,
penuh dengan masalah dan pemikiran abstrak dengan tingkat keasaman yang tinggi.
Maka , dari hasil riset dan pengamatan yang dilakukan otak
saya,menyimpulkan. TIDAK ADA ORANG YANG SEMPURNA, KARENA SEMPURNA ITU MILIK
ALLAH SWT.
Sekian..
0 komentar:
Posting Komentar