Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera..
H-6 Ujian Nasional untuk seluruh siswa SMA/MA seluruh
Indonesia. Bagaimana perasaan anda? Kali ini saya akan membahas-bahas tentang
Ujian Nasional yang sebetulnya kurang penting diterapkan sebagai standart
kelulusan sekolah.
Ujian Nasional sudah lama menjadi momok bagi seluruh siswa
se-Indonesia kali .UN ini bagaikan monster raksasa di bayangan kita. Bagaimana
tidak, misal SMA, belajar 3 Tahun yang amat melelahkan hanya ditentukan 3 Hari
untuk kelulusan. Kalau begitu kenapa nggak sekolahnya cuman 1 tahun buat
bahas-bahas materi UN itu doang? Intinya UN hanya akan menjadi ‘Momok’ bagi
para siswa, tidak lebih.
Saya bisa berargumen begitu karena saya sudah SMA kali ya.
Sharing pengalaman, Dulu waktu SD, dibayangan saya UN (tapi dulu namanya UASBN)
adalah hal yang menakutkan, amat sangat bahkan. Dengan bayang-banyang itulah
membuat saya tiap hari belajar, ikut les, sekolah sampai pulang jam 3, dirumah
latihan soal, berdo’a kenceng banget, sholat malam terus, pokoknya tiada hari
tanpa belajar ( FYI, di SD saya termasuk golongan murid rajin,pinter,alim,heheh
*abaikan) Dan dengan usaha itu akhirnya bisa mengikuti UN dengan baik dan
lancar, Puji syukur dapat hasil memuaskan dan mengantarkan saya masuk ke SMPN
Favorit saya sejak dulu.
Pada Masa SMP beda lagi, saya menganggap UN (waktu itu
namanya UAN) adalah cara pembuktian diri. Maka dari itu saya dengan keras
berjuang untuk membuktikan diri kalau saya bisa. Apalagi waktu awal masuk kelas
9, saya sudah bersemangatlah ceritanya untuk belajar, sekolah-les dari pagi sampai
pulang magrhib, ikut Try Out, kemana-mana bawa buku detik-detik dan kumpulan
soal. Pokoknya sudah ada semangat bergelora membara di benak saya, sudah tidak
menjadikan UN sebagai momok menakutkan lagi sewaktu di SD, tapi berubah menjadi
cara pembuktian diri. Dan hasilnya, memuaskan! Dengan rata-rata 9, akhirnya ‘nilai’
itu membawa saya masuk dalam SMAN favorit di kota saya.
Nah sekarang, saat SMA. Entah apa gara-gara otak saya sudah
banyak terkontaminasi konten-konten dan sugesti negatif, atau gara-gara otak
saya lelah melahap pelajaran-pelajaran akademik dengan sistem menghafal ini
selama belasan tahun? saya menganggap UN tidak penting. Sudah tidak semangat
dan tidak ‘ndredeg’, passion nya enggak ada. bukan meremehkan ya, tapi jujur
dalam hati saya tidak menemukan sesuatu nan bergairah yang bisa membuat saya
semangat belajar UN SMA ini. Otak saya berubah, dulu pengen les, dulu pengen beli
buku latihan soal, dulu pengen dapet nilai sempurna pas UN, dulu pengen belajar
terus, sekarang? Wallahu ‘alam. Hanya tuhan,orang tua dan teman-teman sekelas
yang tahu. Apalagi ada Ideologi “Belajar
bukan tentang menghafal rumus dan kata-kata doang, melainkan proses hidup itu
sendiri” dan “Nikmatilah hidupmu, karena hidup Cuma satu kali” ditambah saya
masuk kelas IPS yang sedikit banyak ke bawa aura santainya, jadinya gini. Dan saya
harap, dengan keadaan seperti itu saya tetap fokus menjalankan UN dan semoga
mendapat nilai yang memuaskan, tidak sempurna tidak apa-apa yang penting
Memuaskan hati saya (kira-kira 50.00
sampai 51.00 lah *amin). Saya sudah tidak mau mengharap lebih karena saya sadar
usaha saya, biarkan nilai yang sempurna itu berpihak pada mereka-mereka yang
masih menganggap UN sangat penting dan telah rajin belajar,les, segala macem
buat ngejar target sempurna di UN. Amin.
Lalu apa sajakah Sisi Positif dan Negatif UN :
Positif :
- UN adalah ladang usaha para Bimbel-bimbel saat
ini, tanpa UN, Bimbel bakal tidak laku.
- UN juga ladang usaha bagi pengumpul soal-soal UN
tahun-tahun lalu, yang dijilid dan dijual lagi.
- UN sebagai cara evaluasi efektif bagi seluruh
siswa-siswi se-Indonesia, karena akibat ketidakrataan pendidikan.
- UN adalah alasan untuk kita mau tidak mau harus
mau belajar, menghafal dsb.
- UN membuat para siswa lebih ‘Greget’ lah untuk
sekolah.
Negatif :
- UN sebagai momok, yang kerjaanya bikin stres
orang
- UN sebagai sesuatu yang gak penting bagi mereka
yang sudah lelah belajar
- UN tidak cocok untuk standart kelulusan siswa
- UN sarana korupsi
Tips :
Pokonya jangan jadikan UN sebagai beban, dan juga jangan
meremehkan, Intinya jalani saja. Tetap rileks waktu ngerjakan, jangan belajar
kebut semalam, belajar ringan saja. Buat ritual peningkatan standart kemampuan
otak, berdo’a pada Allah dan jangan malu-malu minta bantuan malaikat Rokhib dan
Atid kalau kesusahan jawab soal, yah itu sedikit mempermudah lah.
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang maha pengasih maha
penyanyang, semoga saya dan teman-teman kelas XII seluruh Indonesia lancar
mengerjakan UN dengan selamat, dan keberuntungan berpihak pada kita (saya
khususnya).
Amin
Sekian